Laman

Sabtu, 15 Mei 2010

Sang Biadab..

Dari semua yang aku alami mungkin tak pernah engkau alami, aku bagaikan batu yang tenggelam saat sang surya menatapku. Aku menangis saat aku melebihi sang malam yang membelengguku. Sampai kapan pemberontak akan merusak alam ini. Aku masih tetap ada dalam keheningan malam yang memenjarakan aku dalam kesepian. Abadilah wahai engkau sang biadab bumi, pecahkan telinga kehausanmu, robek semua suara yang terdengar merdu, akulah sang pemimpin mimpi, aku yang akan menghanyutkanmu dalam kelaparan dan kehausanmu. Kematianmu adalah mimpiku yang seaakan tak akan bisa aku ukir dari kenyataan hidup. Aku masih saja terus berjalan memegang roda bumi yang makin panas karena ulahmu. Kehidupanmu adalah malapetaka untuk manusia menjeritlah saat kau terjepit panasnya kehidupan, selalu saja ku lap keringatku untuk membasuh semua dosa yang telah kau perbuat. Mungkin akhir di kehidupanya ada dalam penjara mimpi,biadab sekali kau merampas semua harta kami masih kurang puaskah engkau dengan kehidupanmu. Kini kau jauh dari tuhanmu selir hati yang pernah singgah takkan ada gunanya lagi,kau bagaikan awan hitam yang akan membasahi bumi dan mungkin kau berencana ingin membanjirinya. Tak lelah kah engkau dengan matamu yang makin memerah tersampar debu-debu jalanan. Kau hujam hatiku saat ku terlelap mimpi,padahal kematianmu takkan lama lagi. Sampai kapan kau akan seperti ini, sampai puaskah engkau melihat mayat bergelantungan di hadapanmu. Sunyinya malam telanjangi diriku, aku yang sendiri menghadapmu aku bersujud dan berserah diri sandarkan hidupku padamu. Tapi mereka biadab mereka yang menghancurkan bumi dan mereka tak bertanggung jawab atas perbuatanya mereka yang membunuh keluarga kami. Mana keadilanmu?????? Kini air mataku tlah kering karena panas bumi yang semakin membara, ku makan semua arang yang engkau bakar dengan api yang kau campur dengan air. Kau muntahkan semua kegilaanmu di kehidupan kami…apakah ini caramu agar kau tatap hidup? Aku selalu membayangkan bagaimana caranya agar ku hidup tenang dan tak ada kau lagi apakah kau pernah berfikir bagaimana caranya melangkah di keheningan malam yang penuh bebabatuan yang beralaskan duri tajam. Kau tertawa di atas penderitaan kami, kini semua telah terjadi apalah daya kami. Ya tuhanku ampuni kkami dosa kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasi muntahan komen-nya yaaaa...:D