Laman

Senin, 18 Oktober 2010

~Untukmu Bunda~

Kaki telusuri jalanan panjang

Serak sampah mengikuti langkah malas

Menari indah mengepung pikiran gelisah

Lambaian sajadah hijau menambah deretan masalah

Hari terus berganti

Gangsing kehidupan suram semakin mencekik

Berakhir dengan tangis

Jarang temukan tawa bunda

Secuil kebahagiaan enggan berikan warna

Hawa lain menusuk tubuh

Sekonyong lengan menggapai

Lukisan masjid di atas beludru hijau

Kaki melesat hebat

Menerobos rumunan pembuang uang

Hingga terjebak dalam pembatas ruang

Kakipun diam seketika

Menunggu takdir menyambut

Hujan hantam mendarat mulus

Di seperangkat tulang berselimut daging kering

Meninggalkan warna merah lebam

Yang mengiris indra perasa

Namun tetap pertahankan impian

Ketika sinar putih membelah awan hitam

Membawa fakta secuil kebahagiaan

Kan ku persembahkan untukmu Bunda…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasi muntahan komen-nya yaaaa...:D